SERANG, (variabanten.com) – Pemerintah Provinsi Banten mengambil langkah progresif dan berani dengan mengirimkan anak-anak yang terlibat dalam kenakalan remaja ke barak militer untuk pembinaan karakter. Sebagai warga sekaligus praktisi hukum, saya menyatakan sikap mendukung penuh kebijakan ini. Mengapa? Karena krisis moral remaja hari ini bukan lagi sekadar fenomena sosial biasa, ia telah menjadi ancaman serius bagi masa depan bangsa.
Program pembinaan melalui pendekatan semi-militer tidak dapat disamakan dengan hukuman represif. Justru, di sinilah pendidikan karakter sejati dibentuk. Kedisiplinan, rasa tanggung jawab, dan ketangguhan mental adalah nilai-nilai yang sulit diajarkan di ruang kelas konvensional. Ketika sistem sekolah formal dan keluarga mengalami keterbatasan dalam membentuk perilaku, maka negara perlu hadir dengan metode yang lebih holistik.
Sayangnya, langkah ini justru dikritik oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KOMNAS PAI). Kritik boleh saja dilontarkan, namun seyogianya diikuti dengan solusi konkret. Dalam konteks ini, pertanyaannya: apa solusi nyata Komnas PAI untuk menyelamatkan generasi muda dari jurang kenakalan yang semakin dalam? Jika tidak ada, maka mendukung kebijakan pemerintah daerah adalah langkah paling bijak.
Perlu dicatat, pengiriman anak-anak ke barak militer bukan bentuk kekerasan atau pelanggaran hak asasi, selama dilakukan secara terukur, edukatif, dan sesuai kaidah perlindungan anak. Bahkan, jika dikelola dengan baik, barak militer dapat menjadi sekolah karakter alternatif yang kuat dan visioner.
Sebagai penutup, saya berharap kebijakan ini tidak sekadar menjadi respons sesaat, namun menjadi bagian dari strategi jangka panjang pembinaan anak bangsa. Generasi yang tangguh, tidak lahir dari zona nyaman, mereka lahir dari didikan keras yang penuh kasih.
VB-Sf.